Langsung ke konten utama

Warung Paidi : Solusi Utama Anak Kost Anti Hedon-Hedon Club

 


          Warung Paidi, Kamis (7/9/2023).

 

    Penulis : Tsaltsa Reza Khalili | Editor : Tsaltsa Reza Khalili | Narasumber : Ibu Dwi

SURABAYA - Di kalangan mahasiswa zaman sekarang yang gemar makan makanan kekinian, Warung Paidi masih tetap menjadi tempat yang menjual aneka jenis makanan rumahan, seperti sayur asem, sayur sop, sayur lodeh, rawon, soto, nasi kuning, nasi campur, dan ayam panggang. Masakan yang disajikan di Warung Paidi ini memiliki rasa yang hampir mirip dengan masakan bunda di rumah. Itulah kenapa Warung Paidi menjadi favorit anak kost.

"Kalo anak-anak biasanya suka itu ayam panggang sama nasi kuning mbak. Ayam panggang harganya 13 ribu, tapi kalau buat mahasiswa saya kasih 12 ribu," ujar Bu Dwi selaku generasi penerus Paidi.

Menu sebanyak itu tadi dimasak oleh Bu Dwi dan suami sekitar pukul 1 malam dan jam 5 pagi harus sudah membuka warung dan mulai melayani pelanggan. Bu Dwi tidak sendirian saat melayani pelanggan, beliau bersama 2 karyawati dan suami beliau. Harga yang diberikan pun sangat ramah bagi kantong anak kost. Rata-rata permenu harganya hanya 10 ribu rupiah. Dengan harga tersebut, Warung Paidi menyajikan porsi yang sangat mengenyangkan. Tidak heran jika warung ini selalu menjadi andalan mahasiswa, utamanya anak kost.

Warung Paidi ini sudah menemani para pelanggan sejak tahun 1970. Sudah setengah abad lebih Warung Paidi berdiri dan menjadi terkenal di kalangan mahasiswa tua maupun muda.

"Tapi waktu pandemi Covid-19 kemarin kami sempat tutup selama 6 bulan mbak. Nah tahun ini mahasiswa yang diterima UNESA mencapai puluhan ribu, apalagi Telkom sekarang menerima mahasiswa juga. Jadi alhamdulillah mulai rame lagi," ucap Bu Dwi.

 Dalam sehari, warung ini bisa menjual sebanyak kurang lebih 100 porsi. Meskipun jumlah tersebut tidak banyak, namun yang perlu digaris bawahi yaitu Warung Paidi telah menemani mahasiswa selama 53 tahun lamanya. Berdasarkan informasi dari Bu Dwi, warung ini diberi nama Paidi karena pemilik utamanya bernama Paidi dan sekarang beliau sudah wafat, lalu digantikan oleh para penerusnya.

Lokasi warung ini terletak di Jalan Ketintang Timur PTT Gg. V No.27, Kecamatan Gayungan, Surabaya. Sangat dekat dengan gerbang Universitas Negeri Surabaya sehingga mudah ditemukan oleh para mahasiswa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Kesalahan Menjadi Pelajaran Berharga “Kisah Edo Setiawan”

  Dari Kesalahan Menjadi Pelajaran Berharga “Kisah Edo Setiawan” Kesalahan adalah bagian dari sebuah kehidupan, dari kesalahan-kesalahan terdapat Pelajaran berharga yang dapat membentuk pribadi yang lebih bijak dan sukses di masa depan. Inilah kisah Edo Setiawan, seorang mahasiswa yang telah membuat kesalahan selama menjadi mahasiswa, dan bagaimana pengalaman tersebut membuat dirinya termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Edo Setiawan, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA 2023 pernah membuat kesalahan selama kuliah. Edo Setiawan sering menunda-nunda mengerjakan tugas kuliah sehingga Edo setiawan merasakan dampak dari kesalahannyan. Kebiasaan Menunda-nunda sudah sering dilakukan Edo Setiawan sejak menduduki bangku SMA. “kebiasaan ini sering saya lakukan sejak menduduki bangku SMA karna faktor lingkungan di sekolah, banyak teman-teman saya yang menunda-nunda tugas sekolah dan lebih mementingkan ngopi di warung.” Ujar Edo Setiawan dalam menceritakan pengalamanny...

"Menembus Batas: Inspirasi Mahasiswa yang Memperjuangkan Kesempatan Kuliah"

  Dalam kehidupan ini, perjuangan seringkali menjadi kunci untuk mencapai hasil yang diinginkan. Meskipun tantangan dan rintangan mungkin menghalangi jalan, kisah-kisah inspiratif tentang perjuangan hidup yang akhirnya membuahkan hasil menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. salah satu kisah inspiratif adalah tentang mita mahasiswa universitas negeri surabaya yang memperjuangkan melanjutkan menempuh pendidikan lebih tinggi. kisah di mulai dimana mita yang saat itu masih duduk di bangku kelas 12 semester dua yang berpikir untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dimana ketika pemikiran tersebut tanpa sepengetahuan orang tua. Saat itu mita merasa takut memberatkan orang tua serta takut tidak setuju, Dikarenakan pada saat itu kondisi keuangan yang sedang tidak stabil Begitupun mita yang saat itu menjadi anak pertama yang tentu membuat mita harus berpikir lagi. Orang tua mita berharap setelah anak nya lulus smk mita bisa langsung bekerja, Sampai akhirnya mita menberanikan ...

MARAK E-COMMERCE, OFFLINE SHOP SEPI PEMBELI

SIDOARJO, 12/09/2023 Di tengah era digital saat ini toko online menjadi sangat popular karena sudah banyak orang yang menggunakan dan mendapatkan dukungan sebagian besar dari masyarakat. Keberadaan online shop mengancam eksistensi offline shop. Online shop biasanya dapat diakses melalui berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, WhatsApp, Facebook serta aplikasi belanja online seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, dan lain sebagainya. Kehadirannya menjadi pilihan masyarakat yang hendak berbelanja berbagai jenis kebutuhan. Tidak heran jika kondisi ini memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pelaku usaha toko-toko offline. Khoironi merupakan salah satu pemilik Toko Sultan Collection di daerah Kalidawir, Tanggulangin-Sidoarjo. Ia mengatakan bahwa semakin banyaknya toko online saat ini memberi pengaruh yang cukup besar baginya. “Sekarang apa-apa serba online mbak jadi banyak orang-orang yang lebih memilih belanja online daripada offline tinggal menunggu dirumah nanti...